Liputan6.com, Banten - Suasana agak berbeda kini terasa dan terlihat di loket-loket pelayanan calon penumpang di Pelabuhan Penyeberangan Merak, Provinsi Banten, dan Bakauheni di Provinsi Lampung.
Pada Sabtu (24/11) dinihari itu waktu menunjukkan pukul 01.20 WIB. Puluhan calon penumpang yang baru turun dari bus berada di depan loket sambil mempersiapkan uang pembelian tiket.
"Maaf pak, bu, sekarang semua transaksi pembelian tiket dilakukan secara nontunai," kata petugas loket.
"Nggak pakai uang tunai lagi. Bapak, ibu bisa membeli kartu pembayaran nontunai di meja depan. Sekalian bisa 'top up'," kata perempuan muda di loket itu dilansir Antara.
Di meja depan, puluhan penumpang sedang membeli kartu pembayaran nontunai. Kartunya seharga Rp 42 ribu termasuk tarif sekali jalan untuk satu orang.
Kartu pembayaran nontunai yang berlaku di pelabuhan yang melintasi Selat Sunda ini diterbitkan empat bank pemerintah. Namun, bukan tidak mungkin di masa mendatang kartu yang keluarkan bank swasta dan lembaga keuangan lainnya yang menerbitkan kartu pembayaran non tunai juga berlaku di sini.
Kartu pembayaran ini bisa dipakai selamanya dan bisa untuk beberapa orang dalam penyeberangan ini. Asalkan saldonya mencukupi.
Kalau saldo tak cukup, kata dia dengan nada ramah, bisa langsung "top up" atau menambah saldo di meja sebelah.
"Sekarang lain ya, " kata seorang calon penumpang kepada calon penumpang lainnya.
"Cuma aku gak bawa kartu yang kupunya. Abis baru tahu sih," kata Uti, calon penumpang yang akan ke Wayabung, Lampung Utara.
"Kalau udah tau dan biasa, enakan non tunai sih," kata Tia, calon penumpang lainnya.
Prosedur pelayanan seperti ini kini harus dilalui calon penumpang yang belum tahu. Bagi penumpang lainnya yang memiliki atau membawa kartu pembayaran nontunai dari empat bank pemerintah dan melihat tulisan "Loket Non Tunai" langsung bisa menyodorkannya ke petugas loket beserta identitas.
Artinya, kalau calon penumpang harus membeli terlebih dahulu atau tidak membawa kartu pembayaran nontunai, hal itu karena memang belum tahu prosedur pelayanan baru itu. Tapi bagi yang sudah tahu dan membawa kartu langsung ke loket pembayaran nontunai.
"Ya lebih praktis. Gak ribet," kata seorang calon penumpang yang sudah beberapa kali melintasi penyeberangan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera ini.
Berdasarkan pengalamannya, pelayanan dengan kartu pembayaran nontunai terasa lebih cepat dibanding secara "cash". Dengan demikian antrean di depan loket akan lebih singkat dan tidak terlalu panjang.
Lebih Singkat Namun pelayanan pembayaran tiket secara "cash" sebelumnya akan sangat tergantung kecepatan petugas. Kecepatan dalam melihat nominal uang yang digunakan calon penumpang.
Kalau uang yang disodorkan pas, tinggal menempelkan identitas penumpang di alat yang sudah ada supaya di lembaran tiket cetak tertulis nama sesuai identitas. Namun tentu tidak semua menyodorkan yang pas.
Kalau nominalnya lebih besar, berarti butuh waktu untuk menyiapkan kembalian. Maka untuk pelayanan tiket yang semula menggunakan uang tunai akan sangat relatif waktu yang digunakan untuk satu penumpang.
Artinya sulit diprediksi. Terlebih apabila nominal uang yang digunakan adalah pecahan besar, padahal tarif tiketnya hanya Rp 15 ribu per orang dewasa dan Rp 8 ribu untuk anak-anak di Pelabuhan Merak.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2TGFNjI
No comments:
Post a Comment