:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2412574/original/089382500_1542709335-IMG_20181120_173448.jpg)
Bangkai paus sperma di Wakatobi sudah membusuk sejak ditemukan Minggu (18/11/2018). Ternyata, setelah ditemukan, bangkai paus yang sudah mulai membusuk langsung dipotong-potong oleh warga.
Bangkai paus kemudian diseret di pantai Kapota Utara Kecamatan Wangi-wangi Selatan Kabupaten Wakatobi dengan menggunakan tali yang diikat di perahu. Paus yang sempat terseret arus hingga ke pantai, dikuburkan pada Selasa (20/11/2018).
"Sebagian sudah dipotong-potong dan dagingnya tidak diambil. Sepertinya ada yang dicari, malah saat ini tinggal tulangnya saja dan sedikit daging," ujar Isnan, salah seorang warga.
Sementara itu, pihak WWF melalui Kartika Sumolang mengatakan tulang bangkai paus akan digunakan oleh Sekolah Kelautan Wakatobi untuk dijadikan spesimen. Namun, tulang ini perlu dikuburkan selama beberapa lama.
"Mungkin sebulan atau lebih ya," katanya.
Dugaan kematian Paus akibat sampah plastik, pihak WWF belum menyimpukan secara langsung. Sebab, WWF tidak turun langsung dan tidak mendapat informasi detail.
"Sehingga kami tidak mengetahui secara pasti titik persebaran sampah tersebut disaluran pencernaannya dan bagaimana kondisinya, apakah menyumbat, menginfeksi dan lain sebagianya," ujar ahli paus WWF Indonesia, drh Dwi Suprapti.
Dwi melanjutkan, beberapa kasus mekanisme tubuh mahluk hidup dapat mengeluarkan benda asing secara natural. Dengan pengecualian, jumlahnya tidak banyak, tidak menyumbat saluran pencernaan serta tidak menginfeksi atau bahkan meracuni tubuh.
"Namun, yang pasti saat ditemukan, dalam perut paus ada sampah seberat 5,9 kilogram. Namun, itu bukan penyebab utama," pungkasnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tim penyelamat dari Taman Nasional Wakatobi menemukan banyak sampah plastik di dalam perut ikan tersebut.
No comments:
Post a Comment